Rabu, 12 November 2014

praktikum perkecambahan biji

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Biji adalah ovule yang dewasa.terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovari pada legume,tapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari pada monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri paling kurang dua bagian, yaitu embrio, kulit biji (seed coat atau testa). Embrio terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zygote) dengan mengalami pembelahan sel di dalam embrio sac. Kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari ovule. Pada legume umumnya terdapat dua lapis kulit biji yaitu lapisan sebelah dalam tipis dan lunak, sedangkan lapisan sebelah luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi terhadap suhu, penyakit dan sentuhan mekanis.
          pada penanganan benih tanaman, yang diinginkan adalah terkumpulnya sebanyak mungkin benih yang dapat berkecambah dan tumbuh. Tujuan penanganan benih ini bertujuan untuk mendapatkan keberhasilan tumbuh yang tinggi. Penanganan benih mencangkup serangkaian prosedur yang dimulai dengan seleksi sumber benih dengan kualitas terbaik, pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan benih, perlakuan awal terhadap perkecambahan. Setiap rangkaian proses ini mengandung resiko kegagalan dan rangkaian resiko tersebut adalah sama pentingnya (meskipun tidak sama sensitifnya). Hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ilmu tanaman pakan mengenai perkembangbiakan tanaman.

I.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dilaksanakannya Praktikum Tanaman Mengenai Perkembangbiakan Tanaman adalah untuk mengetahui cara, tekhnik, serta kelebihan dan kekurangan dari sistem perkembangbiakan tanaman.
Adapun tujuan dilaksanakannya Praktikum Tanaman Pakan Mengenai Perkembangbiakan Tanaman adalah untuk membandingkan antara cara perkembangbiakan tanaman baik itu dengan cara mekanis, kimiawi, dan caraair panas.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Perkembangbiakan Tanaman
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuahn adalah peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran ( volume, massa dan tinggi ). Pertumbuhan ini beresifat kuantitatif atau terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedeewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan dan perkembangan bersifat irreversibel atau tidak dapat balik ( Irpan, 2013).
Perkembangbiakan tanaman adalah suatu proses dihasilkannya individu generasi keturunan baru dari kedua atau suatu tetua dalam rangka untuk mempertahankan dan pengembangan suatu jenis tanaman. Perkembangbiakan tanaman biasanya mengikuti suatu pola yang teratur yang dikenal dengan siklus atau daur hidup tanaman, yaitu suatu siklus dari biji sampai menghasilkan kembali biji baru atau dari suatu bagian tanaman yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan menghasilkan bagian tanaman baru yang dapat tumbuh berkembang menjadi tanaman baru lagi untuk meneruskan kehidupan dengan pola siklus yang teratur (Irpan, 2013)
          cara perkembangbiakan tanaman pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu secare generatif dan secara vegetatif. Perkembangbiakan secara generatif adalah perbanyakan tanaman tersebut melalui biji atau embrio yang dihasilkan dari persatuan gamet jantan dan gamet betina melalui proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman berbunga. Perkembangbiakan secara vegetatif artinya tanaman atauindividu tanaman baru berasal dari bagian vegetatif tanaman induk. Bagian vegetatif dapat berupa akar, batang, daun, umbi yang apabila dilepas dan ditempatkan pada lingkungan yang sesuai dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang sempurna (Irpan, 2013).
II.2 Perkecambahan Biji
Perkecambahan merupakan serangkaian proses penting yang terjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh. Daya kecambah benih adalah mekar dan berkembangnya bagian-bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuan untuk tumbuh normal pada lingkungan yang sesuai. Daya kecambah benih meningkat dengan bertambah tuanya biji sampai masak fisiologis biji tercapai. Tipe perkecambahan benih ada dua macam yaitu hipogeal dan epigeal. Pada tipe kecambah hipogeal, kotiledon tetap tinggal di tanah, sedangkan pada tipe kecambah epigeal kotiledon terangkat keatas. Biji legum termasuk tipe kecambah epigeal dimana kotiledonnya ikut terangkat ke permukaan tanah. Hal itu disebabkan karena pertumbuhan dan perpanjangan hipokotil kearah bawah tertambat ke tanah dengan akar-akar lateral. Hipokotil membengkok, bergeser dan muncul ke permukaan tanah (hadi, 2011).
Proses perkecambahan proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan. Tahap pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan sel-sel dan naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga adalah penguraian bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh ( Hadi, 2011).
 Menurut Henny (2010), perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. Hasil dari perkecambahan ini adalah munculnya tumbuahan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembanng menjadi batang dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
II.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peretasan Biji
            Dalam benih generatif daya kecambah merupakan faktor penentu keberhasilan yang utama. Karena sebaik apapun materi yang terkandung didalam benih tersebut jika pada akhirnya tidak bisa berkecambah maka tetap perkembangbiakan dari benih menjadi bibit dan tanaman tidak akan terjadi                   ( Wahyuni, 2013).
Menurut wahyuni (2013), ada beberapa hal yang mempengaruhi daya kecambah benih yaitu dari dalam benih ( faktor internal ):
1. Tingkat kemasakan biji
Biji yang dipanen sebelum tercapainya masak secara fisiologis akan memiliki viabilitas yang rendah. Bahkan pada beberapa tanaman tertentu benih yang demikian tidak akan bisa berkecambah. Hal tersebut dikarenakan benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup untuk mendukung berkembangnya embrio menjadi tanaman. Dan bisa juga disebabkan oleh embrio tanaman itu sendiri yang belum sempurna walaupun cadangan makanan sudah cukup tersedia.
2. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar memiliki cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan benih yang berukuran kecil. Selain itu benih yang berukuran besar juga dimungkinkan memiliki embrio yang besar pula. Benih yang memiliki cadangan makanan yang lebih banyak akan memiliki protein, lemak dan karbohidrat yang lebih banyak pula sehingga proses perkecambahan embrio dimungkinkan akan terjadi secara baik. Semakin besar ukuran benih maka semakin besar kecambah yang dihasilkan. Namun tidak ada kaitan yang nyata antara ukuran benih dengan kecepatan berkecambah dan daya kecambah benih yang dihasilkan
3.  Dormansi
Dormansi adalah istilah yang menjelaskan bahwa benih pada saat itu adalah pada keadaan hidup namun tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang memungkinkan benih tersebut berkecambah. Biasa  dengan masa tidur benih. Benih dikatakan dormansi sementara apabila benih tersebut tidak tumbuh dalam 3-7 hari dan apabila lebih dari 3-7 hari biji dikatakan dormansi total atau istirahat dalam jangka lama. dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai.

4. Penghambat perkecambahan
Penghambat perkecambahan biji dapat berupa kehadiran inhibitor atau zat penghambat pertumbuahan contohnya asam absisat yang dapat menghambat perkecambahan, baik dalam benih maupun pada permukaan benih, adanya larutan dengan osmosik yang tinggi serta bahan yang bahan yang menghambat lintasan metabolik atau mengahmbat laju respirasi.
Menurut wahyuni (2013), ada beberapa hal yang mempengaruhi daya kecambah benih yaitu dari luar benih ( faktor eksternal ):
1. Air
Air merupakan syarat penting bagi berlangsungnya perkecambahan. Ada 2 faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih yaitu a) kulit pelindung yang mudah menyerap air b) jumlah ketersediaan air dalam medium disekitar benih. Air memang memiliki korelasi terhadap proses perkecambahan namun jika terlalu banyak air/lembab justru akan menyebabkan benih layu atau diserang cendawan/jamur seperti jamur Peronospora parasitica yang membuat biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Sehingga dapat menurunkan daya kecambah benih walaupun secara tidak langsung.
2. Temperatur
Temperatur merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan benih. Benih pada umumnya dapat berkecambah pada temperatur optimum yaitu pada suhu 26˚C – 35˚C Walaupun ada tanaman pada iklim subtropis yang dapat berkecambah pada suhu 10˚C, namun pada umumnya pada temperatur 0˚C -5˚C benih akan gagal berkecambah atau akan terjadi kerusakan / chilling yang mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.
3. Oksigen
Selama benih hidup benih selalu melakukan respirasi. Saat proses perkecambahan terjadi proses respirasinyapun ikut meningkat. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan pengambilan oksigen, pelepasan karbondioksida uap air dan panas. Dengan terbatasnya oksigen maka proses perkecambahan akan terhambat. Energi yang dihasilkan dari respirasi tersebut digunakan untuk mensuplai metabolisme embrio untuk berkecambah.
4. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman, cahaya merupakan factor utama dalam fotosintesis dimana terjadi fotosintesis pada reaksi terang dan reaksi gelap. Dimana paada reaksi terang tumbuhan atau perkecambahan biji membutuhkan sinar matahari yang cukup, sedangkan pada reaksi gelap tidak terlalu membutuhkan sinar matahari yang lebih hal ini karena perbedaan jenis tanaman dan kemampuan menyerap intensitas cahaya. Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
5. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
II.4 Hormon-Hormon Yang Mempengaruhi Perkecambahan
Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh merupakan sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan. Hormon tumbuh dalam kadar sangat kecil mampu menimbulkan suatu reaksi atau tanggapan baik secara biokimia atau dengan bantuan enzim dan fisiologis atau pembentukan makanan yang berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat pengatur tumbuh berbeda dengan unsur hara atau nutrisi tanaman, baik dari segi fungsi maupun senyawa penyusunnya (Kurnianti, 2012).
Menurut Rainskey (2009), beberapa hormon yang berpengaruh terhadap perkecambahan biji adalah :
1. hormon auksin
Hormon auksin yang banyak terdapat pada ujung koleoptil. Hormon auksin memiliki peran dalam mendorong pemanjangan batang atau pucuk, merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang, dan memacu tunas apikal atau tunas di ujung batang. Hormon auksin menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma untuk memompa ion H+  ke dingding sel. Ion H+  mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul slulosa penyusun dinding sel. Kemudian sel tumbuhan memanjang akibat airyang masuk secara osmosik.
2. hormon giberelin
Hormon ini berperang penting dalam memacu pertumbuhan batang, merangsang perkecambahan biji dan tunas, merangsang pembentukan bunga, dan merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hormon giberelin akan merangsang terbentuknya enzim amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati seingga kadar gula dalam seln akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi masuk ke sel sehingga sel memanjang.
3. Hormon sitokinin
Hormon ini berperang dalam memacu pembelahan sel dan pembentukan organ, menunda penuaan, memacu perkembangan kuncup samping, dan memacu pembesaran sel pada kotiledon dikotil. Hormon sitokinin akan di transportasikan dari akar ke bagian tanaman sehingga mampu mengaktifkan pertumbuhan tunas-tunas samping sehingga tanaman memiliki ranting yang banyak dan menjadi rimbun.
4. Hormon asam absisat
Asam absisat berperang dalam menghambat pertumbuhan ( dormansi ), dan memacu pengguguran daun, bunga, dan buah. Asam absisat berperang penting dalam memulai masa dormansi biji. Dalam keadaan dorman tidak terjadi pertumbuahan tanaman dan aktifitan fisiologi terhenti sementara. Proses dormansi biji ini penting untuk mejaga agar biji tidak berkecambah sebelum waktu yang dikehendaki.
5. Gas Etilen
Gas etilen berfungsi untuk membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang, mendukung pematangan buah, mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun, mendukung proses pembungaan, menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang, menstimulasi perkecambahan dan mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
6. asam traumalin
Asam traumalin dianggap sebagai hormon luka, karena merangsang pembelahan sel-sel dibagian tumbuhan yang luka. Apabila tumbuahan mengalami  luka karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus. Peristiwa ini merupakan kerja sama anatr hormon pada tumbuhan. Pembentukan cambium gabus dilakuakan oleh hormon giberelin, selanjutnya terbentuklah sel-sel baru akibat pengaruh hormon sitokinin. Terbentuknya sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan
7. kalin
Kalin adalah hormon yang berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan. Kalin dibedakan menjadi empat  macam yaitu rizokalin untuk merangsang pembentukan akar, kaulokalin untuk merang pembentukan batang, filokalin untuk merangsang pembentukan daun dan antokalin aatau florigen untuk merangsang pembentukan bunga.

II.5 Teknis Pelaksanaan Peretasan Biji
Menurut Ridho ( 2014 ), teknis pelaksanaan peretasan biji terbagi dalam tiga cara yakni :
1. cara mekanis
Skarifikasi mekanik dilakukan dengan cara menggosok mata benih legum dengan menggunakan amplas.  Bagian mata benih digosok hingga putih sehingga biji lewat masa dormansinya. Pengamplasan yang terlalu halus dapat menyebabkan dormansi benih yang disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji terhadap air maupun gas, selain terhadap air maupun gas, dapat mengakibatkan kulit biji yang keras akan terkelupas sehingga air maupun gas dapat masuk dan perkecambahan pun terjadi.
2. cara kimiawi
Skarifikasi kimiawi dilakukan dengan cara merendam benih legum kedalam H2SO4. Kulit/biji-biji dapat pecah, karena bereaksi dengan senyawa-senyawa di dalam tanah. Senyawa H2SO4 dalam tanah dapat kita wakilkan pada percobaan skarifikasi kimia. Dapat juga menggunakan KNO3, sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat masuknya  oksigen ke dalam benih
3. cara fisik
Secara umum skarifikasi fisik dapat dilakukan dengan cara merendam benihlegum dengan air panas. Perlakuan fisik dengan perendaman air panas dilakukan dengan cara merendam benih selama  10 menit.  Hal ini ditujukan agar benih menjadi lebih lunak sehingga memudahkan terjadinya proses perkecambahan. Pemberian air, oksigen, dan suhu yang tepat, menyebabkan sebagian besar biji akan berkecambah dan berkembang menjadi tanaman dewasa. Dengan demikian, perlu sekali penyesuaian suhu air supaya perkecambahan dapat terjadi dengan baik.
II.6 Rumus Persentase Perkecambahan
Presentase perkecambahan merupakan parameter yang digunakan untuk melihat jumlah kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih pada kondisi lingkungan tertentu dalam jangka waktu tertentu (rettob, 2012).
Perhitungan presentase perkecambahan benih dengan rumus :
Persentase perkecambahan biji  



BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat                                             
Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Perkembangbiakan Tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 September 2014 pukul 08.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Tanaman Pakan, Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Perkembangbiakan Tanaman adalah amplas, cawan petri, pipet tetes, pulpen, sendok besi, pemanas air, termometer, kertas tulis, dan kain saring.
Adapun bahan yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Perkembangbiakan Tanaman adalah biji tanaman lamtoro (Leuchaena leucecophala), biji tanaman sentro (Sentrosema pubensces), biji tanaman kembang telang (Clitoria ternatea), aquades, kapas, tanah, pasir, air, kertas label, H2SO4, dan air panas suhu 80˚C.
III.3 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Perkembangbiakan Tanaman terbagi menjadi tiga cara, yaitu :
1. Cara Mekanis
Praktikum Mengenai Perkembangbiakan Tanaman dengan cara mekanis dilakukan dengan cara Menyediakan 120 biji leuchaena leucecophala lalu membaginya kedalam 3 kelompok (masing-masing 10 biji per kelompok). Kelompok pertama tampa perlakuan dan dijadikan kontrol. Kelompok kedua di gores. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Masing –masing biji disimpan di cawan petri yang sebelumnya telah dialasi dengan kertas saring/kapas lalu di teteskan air sebanyak 5cc atau secukupny. Catat jumlah biji yang berkecambah tiap hari sampai tidak ada lagi yang berkecambah.
2. Cara Kimiawi
Praktikum Mengenai Perkembangbiakan Tanaman dengan cara kimiawi dilakukan dengan cara Menyediakan 180 biji sentrosema pubensces lalu membaginya kedalam 3 kelompok (masing-masing 60 biji per kelompok). Kelompok pertama tampa perlakuan, kelompok kedua mencelupkannya kedalam H2SOselama 2 menit, kelompok ketiga mencelupkannya kedalam H2SOselama 5 menit. Masing-masing pada media pasir, tanah dan kapas. Kelompok dua dan tiga dengan merendamnya kedalam H2SOmasing-masing  2 dan 5 menit kemudian mencucinya dengan menggunakan air bersih lalu memasukkannya kedalam cawan petri yang berisi media pasir, tanah dan kapas lalu menetesinya dengan dengan air sebanyak 5 cc atau secukupmya. Kemudian mencatat jumlah biji yang berkecambah sampai tidak ada lagi biji yang berkecambah.
3. Cara Air Panas
Praktikum Mengenai Perkembangbiakan Tanaman dengan cara air panas dilakukan dengan Menyediakan 120 biji tanaman Clitoria ternatea, bagi dalam 3 kelompok (masing-masing 10 biji per kelompok). Kelompok 1 tidak diberi perlakuan dan dijadikan control. Kelompok 2 dan 3 diberi perlakuan dengan cara di celupkan kedalam air panas dengan lama celupan 2-5 menit saja. Kemudian dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam cawan petri  yang sudah dilapisi kapasyang telah dibasahi. Masing-masing diulang 3 kali. Dan catat jumlah biji yang berkecambah sampai tidak ada lagi yang berkecambah.



Laporan Praktikum
Ilmu Tanaman Pakan



PRAKTIKUM II ( DUA )
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN



OLEH :



NAMA                       : ALFIAN ADI FIRANSYAH
NIM                            : I11113330
KELOMPOOK         : 1 ( SATU )
GELOMBANG         : 1 ( SATU )
ASISTEN                   : IBNU THALIB





 

 

 

LABORATORIUM TANAMAN PAKAN

JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014




DAFTAR PUSTAKA

4m3one.2010. Pengaruh Penggosokan Benih Dan Media Tanam Pada Perkecambahan Benih. http://4m3one.wordpress.com/2010/12/21/penga ruh-penggosokan-benih-dan-media-tanam-pada-perkecambahan-benih-karet-hevea-brassile nsis-muell-arg/ diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 14.35 WITA

 

Hadi, solihul. 2011. Dunia Tumbuhan Dan Hewan. http://satopepelakan.blogspot. nl/2011/01/perkembangbiakan-dan-perbanyakan.html?m=1 diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 13.24 WITA

 

Henny, dwika. 2010. Perkecambahan Biji. http://dwikahenny24.wordpress.com/ 2010/02/07/perkecambahan-biji/ diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 14.37 WITA

 

Irpan, muhammad. 2013. Pertumbuahan Dan Perkembangan Tumbuhan. http:// irpanespanas.blogspot.com/2013/03/makalah-pertumbuhan-dan-perkemb angan.html?m=1 diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 14.56 WITA

 

Kurnianti, novik. 2012. Hormon Tumbuhan. http://tanijogonegoro.com/2012/11/ hormon-tumbuhan-atau-zpt-zat-pengatur.html?m=1 diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 16.19 WITA

 

Rainzkey. 2009. Perkecambahan Biji. http://rainzkey.blogspot. com.es/2009/10/ perkecambahan.html?m=1 diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 16.12 WITA

 

Ridho, M.fahim. 2014. Skalirifikasi. http://http://ridho-peternak.blogspot.com/ 2014/06/laporan-ilmu-tanaman-pakan.html diakses pada hari Jumat, 26 september 2014 pukul 08.56 WITA

 

 

Wahyuni, elfira sri. 2013. Teknoli Binih. http://findy246.blogspot.Com/2013/11/ laporan-ilmu-dan-teknologi-benih.html?m=1 diakses pada hari minggu, 21 sepetember 2014 pukul 13.56 WITA




BAB V

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

            Dari hasil dan pembahasan praktikum tanaman pakan mengenai perkembangbiakan tanaman dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tekhnik penggoresan biji pada bagian belakang embrio akan memudahkan biji tanaman untuk menyerap air sehingga akan menghambat masa dormansi biji dan membantu dalam proses perkecambahan biji.

B. Saran

            Saran untuk praktikum tanaman makanan ternak mengenai perkecambahan biji agar ruangan dapat dibuka tepat pada waktu melakukan pengamatan dan pemeliharaan tanaman. Karena terkadang di waktu pagi hari mahasiswa yang akan melakukan pengamatan tidak bisa masuk ruangan gara-gara ruangan yang masih tertutup padahal mahasiswa akan kuliah.

            Saran untuk asisten praktikum tanaman makanan  ternak, agar dalam memeriksa laporan praktikum bisa adil tanpa memandang status seseorang.

            Saran untuk laboratorium tanaman pakan agar alat yang tidak digunakan bisa di pindahkan agar tidak mengganggu jalannya praktikum. Karena saya menganggap hal tersebut akan memberikan ketegangan pada praktikum yang harus menghindari agar tidak terjadi sesuatu pada alat tersebut.




BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

IV.1. Perkembangbiakan biji tanaman pada media kapas

Tabel 1 : Perkembangbiakan Biji Tanaman Lamtoro ( Leucaena leucecophala)

Hari
k1
k2
g1
g2
Minggu
0
0
0
4
Senin
0
0
1
8
Selasa
0
0
9
10
Rabu
0
0
10
10
Kamis
0
0
10
10
Jumat
0
0
10
10
Sabtu
0
0
10
10
Minggu
0
0
10
10
Senin
0
0
10
10
Selasa
0
0
10
10
Rabu
0
0
10
10
Kamis
0
0
10
10
Jumat
0
0
10
10
Sabtu
0
0
10
10

Sumber : pengamatan laboratorium tanaman pakan, 2014

 

 

 

Pada tabel diatas mengenai perkecambahan Lamtoro (Leucena leucocephala) menunjukkan bahwa hari pertama sampai hari terakhir untuk  kontrol tidak ada yang tumbuh, sedangkan untuk gores pada hari pertama yang tumbuh itu sekitar 0,04 %, hari kedua 0,07 %, hari ke empat 0,19 %, dan hari ke 5 sampai hari terakhir tetap yaitu 0,2 %. Karena dengan perlakuan gores akan memudahkan biji untuk menyerap air dan zat hara lainnya. Hal ini sesuai pendapat Ridho (2014), yang menyatakan bahwa Bagian mata benih digosok hingga putih sehingga biji lewat masa dormansinya. Pengamplasan yang terlalu halus dapat menyebabkan dormansi benih yang disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji terhadap air maupun gas, selain terhadap air maupun gas, dapat mengakibatkan kulit biji yang keras akan terkelupas sehingga air maupun gas dapat masuk dan perkecambahan pun terjadi.

IV.2. Perkembangbiakan biji pada media tanah

Tabel 2 : Perkembangbiakan Biji Tanaman Lamtoro ( Leucaena leucecophala).

Hari
K1
K2
G1
G2
Minggu
0
0
0
1
Senin
0
0
0
2
Selasa
0
0
2
7
Rabu
0
0
8
8
Kamis
0
0
9
8
Jumat
0
0
10
10
Sabtu
0
0
10
10
Minggu
0
0
10
10
Senin
2
0
10
10
Selasa
3
0
10
10
Rabu
3
0
10
10
Kamis
3
0
10
10
Jumat
3
0
10
10
Sabtu
3
0
10
10

Sumber : pengamatan laboratorium tanaman pakan, 2014

 

 

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa perkecambahan biji lamtoro pada media tanah dengan sistem kontrol dari hari pertama sampai terakhir tidak ada biji yang tumbuh, tidak sama halnya dengan sistem gores yaitu dari hari pertama sampai terakhir pertumbuhan bijinya semakin bertambah atau meningkat yaitu pada hari pertama 0,06 %, hari ke dua 0.1 %, dan hari ke tiga sampai hari hari ke enam pertumbuhannya itu tetap 0,17%, untuk hari terakhir 0,2 %. Hal ini sesuai pendapat Irpan (2013), yang menyatakan bahwa Bagian vegetatif dapat berupa akar, batang, daun, umbi yang apabila dilepas dan ditempatkan pada lingkungan yang sesuai dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang sempurna.

 

 

 

IV.I.3. Perkembangbiakan biji tanaman pada media pasir

Tabel 3 : Perkembangbiakan Biji Tanaman Lamtoro ( Leucaena leucecophala).

Hari
K1
K2
G1
G2
Minggu
0
0
3
3
Senin
0
0
6
4
Selasa
0
0
9
8
Rabu
0
0
9
8
Kamis
0
0
9
8
Jumat
0
0
9
8
Sabtu
0
0
9
8
Minggu
0
0
9
8
Senin
0
0
9
8
Selasa
0
0
9
8
Rabu
0
0
9
8
Kamis
0
0
9
8
Jumat
0
0
9
8
Sabtu
0
0
9
8

Sumber : pengamatan laboratorium tanaman pakan, 2014

 

                                                                                                                       

 


Berdasarkan tabel diatas mengenai perkecambahan pada media pasir bahwa untuk sistem kontrol  mulai dari hari pertama sampai pada hari ke 8  biji lamtoro tidak ada yang tumbuh,dan yang tumbuh hanya 3 dari hari ke 9 sampai hari ke 14. Sedangkan pada sistem gores pada hari pertama yang tumbuh sekitar 0,01 %, hari ke dua 0,02 %, hari ke tiga 0,09 %, hari ke empat 0,16 %, dan hari ke enam sampai terkhir tetap yaitu 0,2 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sistem gores semakin hari jumlah biji yang tumbuh semakin bertambah dan terbukanya kulit benih, sedangkan pada sistem kontrol tidak mengalami perkecambahan. Hal ini sesuai pendapat Irpan (2013), yang menyatakan bahwa perkembangbiakan tanaman biasanya mengikuti suatu pola yang teratur yang dikenal dengan siklus atau daur hidup tanaman, yaitu suatu siklus dari biji sampai menghasilkan kembali biji baru atau dari suatu bagian tanaman yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan menghasilkan bagian tanaman baru yang dapat tumbuh berkembang menjadi tanaman baru lagi untuk meneruskan kehidupan dengan pola siklus yang teratur.

1 komentar: