Rabu, 12 November 2014

Laporan Praktikum
Ilmu Tanaman Pakan



PRAKTIKUM I ( SATU )
PENGOLAHAN LAHAN



OLEH :



NAMA                       : ALFIAN ADI FIRANSYAH
NIM                            : I11113330
KELOMPOOK         : 1 ( SATU )
GELOMBANG         : 1 ( SATU )
ASISTEN                   : YUSMAR




 

 

 

LABORATORIUM TANAMAN PAKAN

JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah merupakan sumber penghidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Tanah dapat diolah menjadi tanah pertanian untuk menghasilkan bahan–bahan kebutuhan. Hasil pertanian bisa kita kelolah menjadi bahan makannan, pakaian dan obat–obatan. Tanah itu terdiri atas macam–macam lapisan. Bagian–bagian tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Perbedaan itu disebabkan karena bahan – bahan yang terkandung di dalam tanah itu tidak sama (griffindor, 2014).
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan atas sangat subur. Hal ini dikarenakan tanah lapisan atas bercampur dengan humus. Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam di bandingkan jenis tanah yang lain. Semebtara itu, tanah bagian bawah kurang subur dan mempunyai warna lebih terang (ansyari, 2013).
Tanah tidak hanya terdiri atas satu lapisan saja. Susunan lapisan tanah terdiri atas humus, lempung, geluh pasir dan krikil. Tanah yang baik adalah tanah yang banyak mengandung humus dan perbandingan bagian pasir, geluh, lempungnya hampir sama. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya Praktikum Tanaman Makanan Ternak Mengenai Pengolahan Lahan.



I.2 Tujuan Dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai pengolahan lahan yaitu untuk mengetahui cara pengolahan lahan yang baik dan benar.
Adapun kegunaan dari praktikum pengolahan lahan yaitu untuk memperbaiki struktur tanah dan memperoleh bagian tanah yang terbaik untuk selanjutnya akan dijadikan tempat penanaman.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang ditujukn untuk menciptakan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan utama pengolahan lahan adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi benih, menggemburkan tanah pada daerah perakaran, membalikkan tanah sehingga sisa-sisa tanaman terbenam didalam tanah, dan memebrantas gulma (suripin, 2004).
Kondisi tanah bisa juga diperbaiki dengan pengolahan yang berpengaruh terhadap struktur tanah. Kemampuan menahan air, aerasi, kemampuan infiltrasi, suhu, dan evaporasi. Pengolahan lahan akan mengurangi pembentukan panas dan memecahkan saluran-saluran kapiler dalam tanah. Lapisan yang diolah akan mengering dengan cepat, tetapi kelembaban di bawah dapat terkonservasi dengan lebih baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi yang mendukung perkecambahan benih dan mungkin diperlukan untuk memerangi gulma dan hama tanaman yang lain atau untuk membantu mengendalikan erosi (Haverkort, 1999)
Pengolahan lahan membutuhkan input energi yang tinggi. Input energi yang tinggi bisa dihasilkan dari suatu usaha tani (tenaga kerja manusia atau hewan yang disewa, mekanisasi berbahan bakar). Pengolahan lahan bisa mengakibatkan efek negatif atas kehidupan tanah dan meningkatkan mineralisasi bahan organik. Jika tidak dikerjakan dengan baik, pengolahan lahan bisa juga meningkatkan erosi (Haverkort, 1999).
Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat (tidak ada hujan) 2-4 minggu sebelum tanam. Pada awal musim kemarau, keadaan tanahnya mulai kering dan keras, tanah diolah dengan traktor atau pacul/bajak. Pengolahan tanah dilakukan agak dalam sehingga terbentuk bongkahan–bongkahan. Bongkahan tanah ini diatur rapi membentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, dan selokan dengan lebar 20-40 cm. Setelah olahan tanah dibiarkan kering benar, kemudian disiram air sedikit dan tanah bedengan diratakan (atom, 2013).
II.2 Cara – Cara Atau Tahapan Pengolahan Lahan       
Menurut (Zannititah, 2007) tahapan dalam pengolahan lahan meliputi :
1.             Membersihkan areal (land-clearing) bermaksud membembersihkan areal terhadap pepohonan, semak-semak, dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya.
2.             pembajakan (ploughing) bermaksud untuk memecahkan lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah, sehingga penggemburan selanjutnya mudah dilakukan.
3.             Penggaruan (harrowing) bermaksud untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah dan membersihkan tanah dari sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.
Pembukaan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau. Pada musim hujan tanah menjadi basah dan lengket sehingga menyulitkan pengerjaan. Yang lebih penting lagi, pembukaan lahan pada musim hujan memperbesar resiko rusaknya kondisi tanah. Bila pembukaan lahan dilakukan pada musim kemarau maka penanaman dapat dilakukan pada awal muysim hujan berikutnya. Berat ringannya dalam pengerjaan tergantung kondisi lahan. Bila lahan sudah pernah ditanami , kegiatan pembukaan lahan jelas akan lebih ringan dibandingkan lahan yang didominasi oleh pohon – pohon besar (Untung, 2007).
Kegiatan pembukaan lahan lahan dapat merusak lapisan top soil. Padahal tanah paling atas sangat menentukan kesubutran tanah karena banyak terdapat unsur hara yang sangat diperlukan tanaman. Dibawah top soil  terdapat lapisan sub soil. Unsur hara yang terdapat pada lapisan ini belum bisa dipakai langsung oleh tanaman karena masih terikat oleh koloid- koloid pembentuk ytanah. Supaya lapisan top soil yang tebalnya tidak lebih 15 cm itu tidak rusak maka kegiatan pembukaan lahan harus dilakukan dengan hati-hati. Hal lain yang perlu dilakukan yaitu merencanakan bagian untuk jalan, bangunan dan pagar (Untung, 2007).
II.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengolahan Lahan Tropis Dan Lahan Sub Tropis

1.      Daerah iklim tropis
Menurut Rahma (2013), iklim tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :
a. Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.
b. Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar.
c. Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
d. Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
 Daerah iklim subtropis
2.      Iklim subtropis
Menurut Rahma (2013), iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
a. Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang.
b. Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.
c. Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
d. Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
II.4 Jenis – Jenis Tanah Yang  Diolah
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen – komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan perilaku dianmis. Benda alami ini terbentuk dari  hasil kerja interaksi antara iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempat dan waktu (hasan, 2012).
Menurut (adwinta, 2012) jenis – jenis tanah yang terdapat di indonesia atara lain sebagai berikut ;
a. tanah vulkanis(andosol) adalah tanah yang berasal dari hasil pelapukan debu vulkanisdan material letusan gunung apilainnya. Tanah ini berwarna kelabu hingga kuning dan peka terhadap erosi. Jenis tanah ini sangat subur danm baik dimamfaatkan sebagai lahan pertanian.
b. tanah aluvil adalah tanah yangh berasal dari endapan lumpur sungai. Tanah ini berwarna kelabu dan sifatnya peka terhadap erosi. Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija, tebu, tembakau, karet, kalapa, dan kopi.
c. tanah humus adalah hasil sisa pelapukan tumbuhan yang telah diuraikan oleh organisme kecil dalam tanah. Humus memulihkan zat kimia yang berguna bagi tanah, sehingga tanaman dapat hidup. Tanah ini berwarna kehitaman dan mengandung bahan organik serta mudah basah.
d. tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena adanya pelarutan garam – garam dalam batuan sehingga oksidasi besi dan aluminium. Tanah ini banyak mengandung zat besi dan aluminium sehingga tanah ini kurang subur dan hanya tepat untuk tanaman palawija, hortikultur dan karet.
e. tanah kapur adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini berwarna putih kecoklatan dan keras serta tidak subur. Karena kandungan bahannya tanah ini sangat tepat untuk tanaman jati.
f. tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang hidup di rawa – rawa dan mengalami proses pembusukan tidak sempurna. Tanah ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi dan tidak subur. Tanpa pengolahan khusus tanah ini tidak cocok untuk lahan pertanian.
g.tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, tanah liat, dan pasir. Tanah ini termasuk tanah yang subur.
h. tanah regosol adalah tanah berupa material – material kasar. Terbentuk dari pasir pantai atau material dari gunung api yang belum banyak mengalami pelapukan. Tanah ini berbutiran besar dan kasar.
i. tanah latosol adalah tanah berbatu – batu, yaitu tanah tua berupa batuan keras yang belum melapuk dengan sempurna. Tanah jenis ini berciri keras dan tidak subur.
j. Tanah padzolik adalah tanah yang terdiri dari batuan – batuan yang mengandung kuarsa.
Menurut (suhanda, 2012) jenis tanah di daerah beriklim subtropis anatara lain sebagai berikut ;
a. Tanah Entisol merupakan tanah yang cenderung menjadi. Merekan dicirikan tanah yang berkembang pada alluvium dari tanah asal yang baru dan mempunyai perkembangan profil sangat lemah, umumnya adalah Fluvent. Etisol yang berkembang dari bukit pasir mempunyai nilai budidaya pertanian terbatas. Pengaruh danau yang cukup pada iklim membuatnya menguntungkan untuk menaikkan produksi buah-buahan pada beberapa entisol di Michigan. Mereka mempunyai kandungan bahan organik yang rendah dan umumnya responsive terhadap pemupukan nitrogen.
b. tanah Inceptisol terjadi pada semua daerah iklim, dimana mereka mengalami banyak pencucian dalam sebagian besar tahun. Tanah tundra dicirikan dengan kandungan organic yang tinggi. Vegetasi terdiri terutama dari vegetasi berlumut, campuran cendawan dan lumut yang hidup bersama (lichens) dan jenis alang-alang yang tumbuh di bawah. Tanaman-tanaman ini tumbuh sangat lambat tetapi rendahnya temperature tanah mengahmbat perombakan bahan organic, berakibat pada tanah-tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi. Mereka selalu mempunyai permafrost agak asam sampai sangat asam dan mempunyai mikro relief permukaan yang disebabkan oleh pembekuan dan pencairan.
c. tanah Aridisol mempunyai regim kelembaban tanah aridic dan merupakan tanah dominan rendah padang pasir, merupakan ordo tanah yang berlimpah mendekati 20% tanah di dunia (lihat table). Belukar padang pasir mendominasi sebagian besar daerah arid dimana belukar memberikan jalan tumbuhnya rumput berkelompok dengan meningkatnya kelembaban.
d. tanah  Molliasol adalah tanah Berbatasan dengan beberapa deaerah padang pasir adalah area bercurah hujan tinggi yang mendukung rumput yang menutupi tanah dengan sempurna dan menghasilkan bahan organik yang berlimpah, yang dirombak dalam tanah. Curah hujan, bagaimanapun cukup dibatasi untuk mencegah pencucian berlebihan dan kejenuhan basa tetap tinggi. Perombakan bahan organik yang berlimpah dalam tanah yang ada kalsiumnya mengawali  pembentukan epipedon mollik. Struktur tanah dengan agregat yang baik menghasilkan tanah yang lembut dan tidak pejal atau tidak keras bila kering. Semua mollik mempunyai epidon mollik.
 e. tanah Spodosol merupakan tanah mineral yang mempunyai horizon spodik, suatu horizon dalam dengan akumulasi bahan organic, dan oksidasi aluminium (Al) dengan atau tanpa oksidasi besi (Fe). Umumnya terbentuk diwilayah iklim humid, dibawah vegetasi hutan basah dan berkembang dari bahan endapan dan batuan sediment kaya kuarsa yang dipercepat oleh adanya vegetasi yang menghasilkan serasah asam. Senyawa – senyawa organic tercuci kebawah bersama air perkolasi sehingga tanah permukaan menjadi berwarna terang, sedang horizon bawah menjadi berwarna gelap karena terjadinya selaput organic pada butir-butir tanah.
f. tanah alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
g. Ultisol hanya ditemukan di daerah-daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 8˚C. Ultisol adalah tanah dengan hormon argilik atau kardik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation) pada kedalaman 1,8 m dari permukaan tanah kurang dari 35%.
h. tanah oxisol adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus)
i. tanah Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis 
j. Histosol (tanah organic) asal bahasa yunani histories artinya jaringan. Histosol sama halnya dengan tanah rawa, tanah organic dan gambut. Histosol mempunyai kadar bahan organic sangat tinggi sampai kedalaman 80 cm (32 inches) kebanyakan adalah gambut (peat) yang tersusun atas sisa tanaman yang sedikit banyak terdekomposisi dan menyimpan air.
II.5 Jarak Pengolahan Tanah
Dalam pengolahan tanah yang intensif , lahan dibagi menjadi areal areal kecil, kemudian dilakukan daur ulang dengan mengunakan bahan-bahan yang ada di sekitarnya sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan alamiah tanah untuk memelihara kehidupan tanaman, kelembaban dan kondisi mikroba dalam tanah. Jumlah unsur hara dalam tanah tidak akan banyak berkurang apabila setiap kali selesai musim panen sisa-sisa crop yang tidak dikonsumsi dikembalikan lagi ketanah asalnya, kecuali yang mempunyai penyakit ( Atom, 2013).
Sebagai salah satu pelaksana dalam pengolahan tanah, sebaiknya lahan dibagi menjadi beberapa bedengan dan diolah perbedengan untuk mengefektifkan tenaga kerja. Tanah digali untuk digemburkan sampai kedalaman 60 cm, untuk memperbaiki tata udara tanah yang dapat dipergunakan untuk perkembangan cacing tanah dan menguntungkanbagi mikroorgtanisme dalam tanah. Lebar bedengan sebaiknya tidak lebih dari 1,5 m sehingga kita dapat mengolahnya dari sisi bedengan tanpa mengijaknya, kemudian kita beri mulsa untuk mengurangi kepadatan tanah ( Atom, 2013).
Menurut Bertus (1999), pembuatan bedengan pada lahan yang sempit untuk keperluan yang permanen atau tahunan yang bersifat padat karya, awalnya lahan digali hingga kedalaman 30-60 cm. Meskipun ini lebih produktif, namun kurang disukai petani yang belum merasakan mamfaatnya. Sangat penting untuk menjaga bedengan selalu tertutup dengan tanaman atau jika tidak tersedia cukup air, untuk menjaga ketebalan lapisan atas setebal 10-15 cm dari jerami/rumput kering atau bahan mulsa lainnya sehingga pengolahan minimum dapat diterapkan.
           



BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
Praktikum Tanaman Makanan Ternak Mengenai Pengolahan Lahan dilakukan pada hari Sabtu, 13 September 2014, pukul 08.00 WITA - selesai dan  bertempat di Laboratorium Tanaman Makanan Ternak dan Kebun Rumput Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengolahan lahan adalah cangkul, sabit atau parang, meteran, skop, linggis dan ember.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai pengolahan bahan adalah air dan tali rafia.
III.3 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dalam prktikum pengolahan lahan adalah pertama, dengan membersihkan lahan yang akan di olah dengan ukuran 8 x 4 m dari gulma ataupun tanaman pengganggu lainnya dengan menggunakan parang atau sabit. Kemudian menyiram permukaan tanah agar memudahkan dalam pembajakan. selanjutnya melakukan pembajakan lahan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman 15 – 20 cm dan lebar 50 cm serta jarak antara bedengan  yang satu dengan lainya yaitu 50 cm. Langkah terakhir, melakukan penggemburan lahan dengan cara memecahkan bongkahan – bongkahan tanah bekas pembajakan.



BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam Praktikum Mengenai Pengolahan Lahan yang dilakukan pertama adalah pembersihan lahan dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya dengan menggunakan parang dan sabit. Segala tanaman dan akar tanaman di bersihkan untuk mencegah terganggunya tanaman yang akan di tanam. Hal ini sesuai dengan pendapat Zannititah (2007), yang menyatakan bahwa pembersihan lahan (land-clearing) bermaksud membembersihkan areal terhadap pepohonan, semak-semak, dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya.
Kemudian tanah yang sudah bersih dibajak dengan menggunakan cangkul. Hal ini bertujuan untuk memecahkan tanah menjadi bagian-bagian kecil. Hal ini sesuai pendapat Zannititah (2007), yang menyatakan bahwa pembajakan (ploughing) bermaksud untuk memecahkan lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah, sehingga penggemburan selanjutnya mudah dilakukan.
Tanah yang diolah pada praktikum ini adalah tanah kering dan sudah mengeras. Hal ini dikarenakan waktu pengolahan lahan yang dilakukan adalah pada musim kemarau sehingga pengolahannya lebih keras. Hal ini sesuai dengan pendapat Atom (2013), yang menyatakan bahwa Pada awal musim kemarau, keadaan tanahnya mulai kering dan keras, tanah diolah dengan traktor atau pacul/bajak. Pengolahan tanah dilakukan agak dalam sehingga terbentuk bongkahan–bongkahan.
Pada Praktikum Pengolahan Lahan dibuat bedengan dengan pembajakan tanah sedalam 10-15 cm. Dengan ukuran bedengan 50 cm dan jarak antaranya 50 cm. Hal ini kurang sesuai dengan pendapat Atom (2013) yang menyatakan bahwa Bongkahan tanah ini diatur rapi membentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, dan selokan dengan lebar 20-40 cm. Sementara menurut Haverkort (1999), pembuatan bedengan pada lahan yang sempit untuk keperluan yang permanen atau tahunan bersifat padat karya, awalnya lahan digali hingga kedalaman 30-60 cm.
Langkah terakhir yaitu dengan melakukan penggaruan tanah. Penggaruan dilakukan dengan parang atau kayu untuk memecah bongkahan tanah menjadi bagian yang lebih kecil serta membersihkan tanah dari akar tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Zannititah (2007), yang menyatakan bahwa Penggaruan (harrowing) bermaksud untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah dan membersihkan tanah dari sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.



BAB V
PENUTUP


V.1 Kesimpulan
Dari pembahasan hasil Praktikum Mengenai Pengolahan Lahan dapat ditarik kesimpulan bahwa cara pengolahan lahan yang baiak adalah dimulai dari pembersihan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya, kemudian pembajakan tanah menjadi bongkahan kecil serta penggaruan tanah menjadi bentuk yang remah. Namun, dalam proses penggaruan perlu juga membersihkan tanah dari akar bekas tanaman pengganggu.
V.2 Saran
  
Saran untuk Laboratorium Tanaman Makanan Ternak, agar supaya alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum bisa disiapkan sebelumnya.
Saran untuk Praktikum Pengolahan Lahan, agar waktu praktikum bisa dilaksanakan di awal pagi hari.
Saran untuk Asisten Praktikum Tanaman Makanan Ternak, agar asisten bisa mendampingi praktikannya dalam praktikum. Agar asisten bisa melihat dan menilai apa yang dilakukan praktikannya.



DAFTAR PUSTAKA
Adwinta. 2012. Jenis dan ciri-ciri tanah di indonesia. http://m.adwintaactivity. blogspot.com/2012/04/jenis – dan–ciri – ciri –tanah -di-indonesia.html?=1 Diakses Pada Hari Minggu, 14 September 2014 Pukul 11.28 WITA.

Ansyari, Isya.2013. Susunan Tanah Dan Jenisnya.http://m.learmine.blogspot. com/2013/04/Susunan–Tanah-Dan-Jenisnya.Html?M=1 Diakses Pada Hari Minggu, 14 September 2014 Pukul 11.28 WITA.

Atom .2013. Pembibitan Dan Pengolahan Tanah. http://m.tutorialbudidaya .blogspot.com/2013/09/Pembibitan- Dan- Pengolahan-Tanah.Html?M = 1 Diakses Pada Hari Minggu, 14 September 2014 Pukul 13.27 WITA.

Griffindor, Abdhi. 2014. Menegenal Lapisan Pada Tanah. http://m.artikelampuh. blogspot. com / 2014 / 02 / Mengenal - Lapisan - Pada - Tanah . Html?M=1 Diakses Pada Hari Minggu, 14 September 2014 Pukul 11.53 WITA.

Hasan, syamsuddin. 2012. Hijauan pakan tropik. IPB Press. Bogor.
Haverkort, Bertus .1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Ygyakarta.
Rahma, yunita. 2013.Klasifikasi Iklim dan Dasar Pembagiannya.http://rahma yunisa02.blogspot.com/2013/10/klasifikasi-iklim-dan - dasar - pembagian nya .html diakses pada hari selasa, 16 september 2014, pukul 15.13 WITA.

Suhanda, eka. 2012. Pengaruh Iklim Terhadap Pembentukan Tanah. http://m. http://suhandaeka.blogspot.com/ diakses pada hari selasa, 16 september 2014, pukul 12.42 WITA.

Suripin . 2004 .pelestarian sumber daya tanah dan air. ANDI. Ygyakarta.

Untung, Onny. 2007 . Durian. Penebar Swadaya. Jakarta

Zannititah, zia .2012. Tahap-Tahap Pengolahan Tanah. http://m.Ziazannititah-pawana.blogspot.com2012/05/tahap tahap pengolahan tanah. Html?m=1 diakses pada hari minggu, 14 september 2014, pukul 15.25 WITA.


praktikum pertumbuhan tanaman

Laporan Praktikum
Ilmu Tanaman Pakan



PRAKTIKUM III ( TIGA )
PERTUMBUHAN TANAMAN, PENGARUH UNSUR HARA
NAUNGAN DAN TANPA NAUNGAN



OLEH :



NAMA                       : ALFIAN ADI FIRANSYAH
NIM                            : I11113330
KELOMPOOK         : 1 ( SATU )
GELOMBANG         : 1 ( SATU )
ASISTEN                   : AHMAD SYAHRUL





 

 

 

LABORATORIUM TANAMAN PAKAN

JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Perkembangbiakan tanaman tidak hanya bisa dilakukan melalui biji dan bibit saja. Namun, perkembangbiakan tanaman juga bisa dilakukan dengan cara vegetatif atau aseksual seperti tekhnik stek dan pols. Stek adalah potongan batang, stolon adalah potongan batang yang merayap atau batang berimpit dengan tanah sedangkan Pols adalah sobekan rumpun.
Stek adalah potongan batang, stolon adalah potongan batang yang merayap atau batang berimpit dengan tanah. Stek yang baik diperoleh dari Batang sehat dan tua Setiap stek panjangnya 20-25 cm, minimal mengandung 2 buah buku, Cara pemotongan stek harus betul, Ruas terlalu panjang : stek masih muda , kurang baik karena kandungan karbohidrat pertumbuhannya rendah. Pols adalah suatu metode perkembang biakan tanaman makanan ternak yang menggunakan sobekan rumpun sebagai bahan penanamannya. Tanaman rumput yang ditanam dengan bahan pols, bagian vegetatifnya harus dipotong. Hal ini dimaksudkan agar tanaman baru ini tidak terlampau banyak penguapan, sebelum system perakarannya bisa aktif mengisap air.
Pertumbuhan tanaman merupakan hasil intereaksi antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi sifat genetik yang berupa gen dan hormon. Sedangkan faktor luar terdiri atas unsur hara makro dan unsur hara mikro yang terdapat dalam tanah. Selain itu faktor intensitas cahaya juga sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman utamanya dalam proses fotosintesis tanaman.
I.2 Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dilaksanakannya praktikum tanaman makanan ternak mengenai pertumbuhan tanaman, pengaruh unsur hara, naungan dan tanpa naungan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian unsur hara, naungan dan tanpa naungan terhadap pertumbuhan tanaman.
            Kegunaan dilaksanakannya praktikum tanaman makanan ternak mengenai pertumbuhan tanaman, pengaruh unsur hara, naungan dan tanpa naungan adalah agar praktikum mengerti bagaimana cara pengambilan stek dan pols, serta mengerti mana pertumbuhan tanaman yang baik antara yang diberi unsur hara dan yang tidak, diberi naungan dan tanpa naungan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pertumbuhan Secara Umum
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup merupakan suatu proses yang keduanya berjalan sejajar. Pertumbuhan merupakan pertambahan volume, masa, tinggi atau panjang yang bersifat Irreversibel (tidak kembali). Adapun perkembangan merupakan suatu proses menuju tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dengan suatu alat yang disebut busur pertumbuhan (auksanometer), sehingga dapat dinyatakan dengan ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran atau bersifat kualitatif. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan yaitu perkecambahan yang akan diikuti dengan pertumbuhan primer (pada ujung akar dan ujung batang), setelah itu baru pertumbuhan sekunder (bertambahnya besar batang tanaman) dan pertumuhan terminal (Grenadwityo, 2013).
Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh pembesaran sel dan terakhir adalah difrensiasi sel. Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif dapat membelah diri. Pertumbuhan yang terjadi pada tumbuhan dibagi menjadi dua macam yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem primer. Sedangkan pertumbuhan sekunder adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang, dan akar. Berdasarkan aktivitasnya, daerah pertumbuhan pada ujung akar dan ujung batang dibedakan menjadi tiga daerah pertumbuhan yaitu: daerah pembelahan sel, daerah perpanjangan sel, dan daerah diferensiasi sel (Anonim, 2013),
Perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses menuju tercapainya kedewasaan pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan dikatakan dewasa jika sudah membentuk bunga. Berbeda dengan pertumbuhan, proses perkembangan ini tidak
dapat diukur sehingga tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor dalam dan luar. Faktor dalam (faktor internal) meliputi sifat genetik tersebut yang diperoleh secara turun menurun, yang berupa gen dan hormon. Faktor luar (faktor eksternal) meliputi faktor lingkungan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang perubahan biologis pada makluk hidup dapat di lihat pada 
tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan (Anonim, 2013).
Pada awal pertumbuhan tanaman dibatasi oleh tersedianya cadangan makanan yang ada di dalam bahan makanan.        Misalnya, bahan tanaman berasal dari biji maka endosperm sebagai tempat bahan cadangan makanan, bahan tanaman yang berasal dari stek maka bahan-bahan organik yang ada di dalamnya merupakan cadangan makanannya. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang mungkin terjadi baik karena ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antara volume dan luas permukaan. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan peristiwa yang meliputi antara lain pembentukan karbohidrat (fotosintesis) ,proses absorbsi, translokasi, metabolisme, respirasi. Apabila bibit tumbuh dengan sistem perakaran dan ukuran daun berkembang dengan sempurna, maka akan mendukung laju fotosintesis yang cepat. Hasil anabolisme atau penyusunan pada periode tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan ukuran yang cepat. Tetapi laju peningkatan fotosintat tidak selalu tinggi. Secara bertahap tanaman mengalami penurunan laju peningkatan fotosintat dengan makin bertambahnya umur. Akhirnya berhenti tumbuh dan menuju kematian ( Anggi, 2010).           
II.2 Pengaruh Unsur Hara Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Menurut Firma (2012) Unsur hara merupakan zat essensial bagi tanaman yang menpengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman. Unsure hara juga disebut unsure essensial karena setiap unsure hara tersebut harus ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsure hara rerdiri atas dua macam berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsure tersebut, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
A.    Unsur Hara Makro
Unsure hara makro diambil tanaman dari udara dengan melaui stomata pada daun tanaman maupun dari tanah melalui akar tanaman. Unsure hara hara diambil tanaman dari udara adalah karbon dan oksigen yang jumlahnya tidak terbatas, sedangkan hydrogen, nitrogen, fospor, kalium, kalsium, magnesium dan belerang diambil tanaman dari dalam tanah, yang jumlahnya terbatas.

1.      Hidrogen (H)
Keberadaan hydrogen bagi tanaman sangat penting, yaitu sebagai sumber energy dalam peruses fotosintesis baik fotosistem I maupun fotosistem II, hydrogen ini diperoleh tanaman bersamaan dengan air dengan bantuan cahaya biru dari cahaya matahari maka unsure H akan lepas dari H2O, melalui sitem yang disebut hidrolisis. Hydrogen ini juga berfungsi sebagai salah satu bahan untuk membuat karbohidrat (C6H12O6), dimana karbihidrat merupakan sumber energy berikutnya bagi tanaman, yaitu penghasil ATP melalui system glikolisis.
Keberadaan unsure hydrogen bagi tanaman tergantung jumlah air yang ada di dalam tanah. Air sangat penting bagi tanaman selain penghasil hydrogen, air juga berperan sebagai pelarut zat hara di dalam tanah sehingga tanaman bisa menyerap zat hara tersebut. Kekurangan air maka akan menyebabkan kelayuan bagi tanaman bahkan kematian bagi tanaman. Hal ini disebabkan fotosintesis terganggu karena sumber energinya tidak ada dan zat hara tidak bisa diserap tanaman karena zat hara tidak dalam bentuk terlarut atau berbentuk ion-ion.
2.      Nitrogen (N)
Fungsi hydrogen bagi tanaman adalah untuk pertumbuhan vegetative (untuk memperbesar, mempertinggi, dan menghijaukan daun), nitrogen juga berfungsi untuk menyusun klorofil dan daun. Nitrogen juga sebagai bahan untuk mensintesa asam amino dan protein bagi tanaman.
Kekurangan unsure nitrogen akan menyebabkan tanaman akan mengalami pertumbuhan lambat/kerdil, daun akan menjadi bewarna hijau kekuningan, ukuran daun sempit atau kecil, dan daun akan cepat gugur. Selain kekurangan berdampak buruk bagi tanaman, kelebihan unsure nitrogen juga tidak baik bagi tanaman. Kelebihan unsure nitrogen akan menyebabkan tanaman akan tumbuh sekulen atau tanaman kegemukan, lemas dan mudah roboh serta mudah terserang penyakit. Selain itu juga dapat menyebabkan tanaman menjadi lambat berbuah dan lambat masak.
3.      Fosfor (P)
Fungsi unsure fosfor (P) bagi tanaman dalah untuk pertumbuhan akar, pembungaan, pemasakan buah/biji/gabah. Unsur P juga berfungsi untuk penyusunan inti sel, lemak dan protein. Selain itu unsure P juga berfungsi untuk meransang pembelaan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.
Kekurangan unsure P dapat menimbulkan daun menjadi nampak tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning. Serta pembentukan buah/biji berkurang dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
4.      Kalium (K)
Kalium berfungsi untuk mempengaruhi kwalitas (rasa, warna dan bobot) buah serta bunga, menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan, hama/penyakit,mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, menbantu pembentukan protein dan karbohidrat (katalisator). Selain itu kalium juga berfungsi dalam dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Serta untuk menungkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
Kekurangan Kalium pada tanaman dapat menyebabkan daun mengerut atau mengeriting terutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati, Daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit menjadi berkuran. Selain itu batang tanaman menjadi lemas atau mudah rebah dan timbul bercak coklat coklat pada pucuk daun.
5.      Kalsium (Ca)
Fungsi Kalsium adalah untuk menyusun klorofil, kalsium juga dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem. Serta kalsium juga berperan dalam mengotrol membuka dan menutupnya stomata. Kekurangan Kalsium adalah terjadinya dis-integrasi pada ujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah)  sehingga ujungnya menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
6.      Magnesium (Mg)
Berfungsi untuk transportasi fosfat, mengaktifkan enzim tansposporilase, menciptakan warna hijau pada daunkarena magnesium merupakan unsure pembentuk zat hijau daun atau klorofil pada daun, membentuk karbohidrat, lemak/minyak.tanda-tanda kekurangan magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dari ujung sampai bagian bawah daun.
7.      Belerang atau Sulfur (S)
Fungsi dari belerang adalah sebagai unsure pembentuk asam amino, tiamin, dan biotin. Tiamin dan biotin sangat penting sebagai vitamin, belerang juga berfungsi untuk pembentukan bintil akar pada kacang-kacangan dimana bintil akar tersebut sangat penting untuk menambat nitrogen ( bekerja sama dengan bakteri rhizobium). Kekurangan belerang gejalanya sangat mirip dengan kekurangan nitrogen sehingga sangat sulit membedakannya, yang membedakanya kuning pada kekurangan belerang sedikit mengkilap.


B.     Unsur Hara Mikro
Unsure hara mikro adalah unsure hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun keberadaan unsure hara mikro ini tidah dapat diabaikan. Seelain kekurangan unsure hara mikro dapat meninbulkan dampak bagi tanaman, kelebihan unsure hara mikro juga tidak dikehendaki oleh tanaman karena kelebihan unsure hara mikro dapat menjadi racun bagi tanaman.
1.      Besi (Fe)
Besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Kekurangan Fe  menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
2.      Mangan (Mn)
Mangan berfungsi untuk penyusunan klorofil, meransang perkecambahan, dan meransang pemasakan buah. Selain itu Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi  dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
Kekurangan unsure Mn antara lain : biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan beberapa jaringan akan mati. Khusus pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekaratan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua
3.      Seng (Zn)
Seng dapat memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi untuk membentuk hormon tumbuh. Selai itu  Zn juga berfungsi sebagai pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Seng Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Kerurangan seng dapat menyebabkan daun tanaman menjadi berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan .   Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil, tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terutama pada tanah berkapur.
4.      Tembaga (Cu)
Kehadiran tembaga pada tanama belum banyak diketahui, namun tembaga berfungsi untuk pembentukan klorofil, mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Selain itu juga berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi Nitrogen secara simbiotis dan penyusunan lignin Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : daun tidak merata dan daun sering layu, malah terkadang klorosis, pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
5.      Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm.
Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun  menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
6.      Boron (B)
Unsur boron berfungsi menangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan menghisap unsur kalsium. Selain itu boron berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil  biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan yang paling nyata ialah perannya terhadap munaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.
Kekurangan unsur boron paling nyata tampak pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis, mulai dari bagian bawah daun.  daun yang baru muncul terlihat kecil dan tanaman agak kerdil cabang tumbuh sejajar. kuncup-kuncup mati dan berwarna hitam.  Kekurangan unsur ini menimbulkan penyakit fisiologis, khususnya pada atanaman sayur dan buah, pada tanaman semangka biasanya ditandai dengan pertumbuhan batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun mengecil, dan bila terkena angin batang muda tersebut mudah patah dan mengeluarkan cairan berwarna kecoklatan, pada tanaman sayur  dan buah kekurangan unsur bini agak sulit dibedakan dengan tanaman yang terkena serangan virus. Dan pada tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa mengakibaatkan tongkol tanpa biji sama sekali ( mirip jagung yang tidak terbuahi)
7.      Klor (Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Adapun dampak akibat defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.

II.3 Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan
Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman. Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat  tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan. Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih muda memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Irwanto, 2006).
Pengaruh naungan terhadap tanaman yaitu, setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka sebaliknya ada tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh atau bernaung. Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berada sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih muda memerlukan intensitas cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang sepihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Hasan, dkk 2014).
            Pengaruh tanaman tanpa naungan yaitu seperti pada banyak spesies yang  memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya namun juga ada yang tida membutuhkan naungan, walaupun dengan bertambahnya umur naungan dapat dikurangi secara bertahap. Beberapa spesies yang berbeda mungkin tidak memerlukan naungan dan yang lain mungkin memerlukan naungan mulai awal pertumbuhannya (Hasan, dkk 2014).
II.4 Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan   
         Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar yang biasa disebut dengan faktor lingkungan (millieu). Perbedaan faktor lingkungan akan mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman. berhubung faktor lingkungan di dunia ini berbeda, maka jenis tumbuhannya juga berbeda. Disamping itu keragaman penampilan tanaman dan tanggapannya terhadap lingkungan juga dimungkinkan akibat dari susunan genetik tanaman itu sendiri. Oleh karena itu secara sederhana penampilan atau pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan sebagi fungsi dari faktor lingkungan dan genetik (Anggi, 2010).
      Menurut Ruhadian (2013) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dibedakan atas faktor luar dan faktor dalam.
1.     Faktor Luar
a.     Nutrisi (makanan)
Umumnya tumbuhan memerlukan makanan dari lingkungan yang berupa unsure-unsur mineral. Unsur mineral ini berperan dalam penyusunan molekul organic. Makanan tersebut sebagai sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis  berbagai komponen sel.
        Nutrisi terdiri dari unsur-unsur yang diperlukan sebagai sumber energi dan materi bagi tumbuhan yang terdiri atas unsur hara makro atau unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak (C, H, O, N , S, P, K, Ca, Mg, Fe), unsur mikro atau unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit (Zn, Mn, Cu, B, Mo), dan unsur tambahan atau unsur yang dibutuhkan tanaman tertentu (Si, Al, dan Cl)
b.     Air
Air termasuk senyawa utam yang dibutuhkan tumbuhan. Tanpa  air tumbuhan tidak bisa tumbuh, kekurangan air dapat menghambata ktifitas metabolisme.
c.     Suhu
Tumbuhan memerlukan sushu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik yang disebut suhu optimum. Suhu Optimum untuk pertumbuhan adalah 10 0C – 38 0C. Jika lingkungan dibawah 0 0C atau diatas 40 0C tumbuhan tidak akan tumbuh.
d.     Kelembapan
Kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktifitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan bertambah besar. Jika kelembapan udara rendah akan memacu pertumbuhan tumbuhan.
e.     Oksigen
Oksigen berfungsi dalam reaksi metabolisme tumbuhan karena oksigen penting dalam respirasi yang  menghasilkan energi. Jika kekurangan oksigen, respirasi terganggu dan energi berkurang sehingga pertumbuhan terganggu.
f.      Cahaya
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk berfhotosintesis. Namun cahaya juga merupakan factor penghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin.
2.     Faktor Dalam
a.     Gen
Berfungsi mengawasi reaksi kimia didalam sel, terutama reaksi sintesis protein dan sintesis enzim. Gen – gen yang terbawa oleh setiap kromosom dari suatu generasi akan menentukan sifat generasi berikutnya.
b.     Hormon
Disebut zat tumbuh atau fitohormon. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada bagian tumbuhan, sedangkan respon pertumbuhan terjadi dibagian tumbuhan lainnya, misalnya di akar, batang dan daun.
Jenis-jenis hormon yang berpengaruh pada  pertumbuhan tumbuhan antara lain :
1.     Auksin
Auksin merupkan senyawa asetat dengan gugus indol, konsentrasi lebih banyak pada daerah yang tidak terkena cahaya matahari. Fungsi auksin adalah sebagai berikut :
1.Mengembangkan sel-sel hingga sel bertambah panjang
2.Merangsang pembentukan bunga dan buah
3.Mempercepat terjadinya diferensiasi di daerah meristem sehingga mempergiat cambium
2.     Giberelin
Ditemuan oleh Gibberella Fujikuroi., giberelin adalah suatu zat yang mempunyai pengaruh terhadap pemanjangan dan pembelahan sel. Dalam perkembangan embrio dan kecambah, hormon ini merangsang lapisan aleuron untuk mensintesis enzim amylase yang dapat memecah tepung dalam endosperm menjadi glukosa.
Fungsi giberelin adalah :
1. Menyebabkan tanaman tumbuh raksasa
2. Membuat tanaman berbunga sebelum waktunya
3. Merangsang aktifitas cambium
4. Menghasilkan buah tanpa penyerbukan
3.     Sitokinin
Sitokoinin banyak ditemukan pada jaringan yang aktif membelah. Funsi sitokinin adalah:
1. Merangsang pembelahan sel dengan cepat
2. Merangsang pertumbuhan sel dan pelebaran daun
3. Merangsang pertumbuhan kearah samping pada pucuk
4.     Gas Etilin
Fungsi etilin adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat pemasakan buah
2. Menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal dan memacu pembungaan
5.     Asam Absisat
Fungsi asam absisat adalah sebagai berikut :
1. Menghambat pertumbuhan tumbuhan, sehingga berlawanan dengan fungsi auksin dan giberelin
2. Membantu tumbuhan untuk bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dengan menunda pertumbuhan (dormansi)
6.     Kalin
Kalin mempengaruhi pembentukan organ tumbuhan. Berdasarkan organ yang dipengaruhi kalin dibedakan menjadi :
a. Rhizokalin yang mengatur pertumbuhan akar
b. Kaukalin yang memacu pertumbuhan batang
c. Filokalin yang memacu pertumbuhan daun
d. Antokalin yang memacu pembentukan bunga
7.     Asam Traumalin
Fungsi Asam traumalin adalah untuk penyembuhan luka. Jika tumbuhan mengalami luka, maka luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan ini disebut restitusi atau regenerasi.

II.5 Rumus Pertumbuhan Tanaman
Menurut munawaroh (2009), rumus untuk mengetahui laju rata-rata tingkat pertumbuhan tanaman dapat ditulis secara matematik yaitu :
Keterangan :    M1 = pertambahan tinggi tanaman pada minggu pertama
                        M2 = pertambahan tinggi tanaman pada minggu kedua
                        M3 = pertambahan tinggi tanaman pada minggu ketiga
                        M4 = pertambahan tinggi tanaman pada minggu keempat



BAB III
METODE PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Pertumbuhan Tanaman, Pengaruh Unsur Hara Pada Pertumbuhan Tanaman, serta Pengaruh Naungan Dan Tanpa Naungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 September 2014 pukul 08.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Lahan Pastura dan Laboratorium Ilmu Tanaman Pakan, Fakultas Peternakan, Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat Dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Pertumbuhan Tanaman, Pengaruh Unsur Hara Pada Pertumbuhan Tanaman, serta Pengaruh Naungan Dan Tanpa Naungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman adalah cangkul, linggis, parang, kayu, polybag, leaf area meter, timbangan, gunting, meteran, pulpen, dan paranet.
            Bahan yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Mengenai Pertumbuhan Tanaman, Pengaruh Unsur Hara Pada Pertumbuhan Tanaman, serta Pengaruh Naungan Dan Tanpa Naungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman adalah pupuk N, P, K, NPK, spesies tanaman rumput australia ( Paspalum dilatatum) dan spesies tanaman rumput taiwan ( Pennisetum purpureum cv taiwan grass), air, kertas label, plastik sampel, kertas label, dan paranet.


III.3 metode kerja
III.3.1 Mekanisme Kerja Pols
                Membersihkan lahan yang akan dijadikan sebgai media tanam kemudian cangkul tanah menjadi bongkahan-bongkahan kecil, setelah itu mengayak tanah agar tanah tersebut gembur dan halus, kemudian polybag dibalik dan diisi dengan tanah. Media disiram dengan air agar saat penananman mudah. Kemudian mengambil anakan rumput Australia Paspalum dilatatum yang sehat dan potong dengan panjang 25 cm. Anakan tersebut ditanam dengan kedalaman 5 cm di bawah permukaan tanah. Kemudian tanah ditekan agar tanaman tidak mudah rebah.
III.3.2 Mekanisme Kerja Stek
            Mengambil batang rumput taiwan Pennisetum purpureum cv taiwan grass yang sehat dan tua dengan panjang 20-25 cm minimal 2 buku dan 3 ruas. Memotong batang batang rumput taiwan Pennisetum purpureum cv taiwan grass yang akan dibuat stek dengan batang baik. Potongan stek sebaiknya searah. Stek batang ditanam kedalam polybag yang telah diisi tanah dengan ruas bagian bawah harus masuk kedalam tanah dengan baik (1 buku masuk dalam tanah). Setelah stek ditanam, tanah ditekan agar tanaman tidak mudah rebah.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pengaruh Pemberian Pupuk Terhadap Tinggi Tanaman
Minggu ke -
Perlakuan
Kontrol
Nitrogen
Fospor
Kalium
NPK
Pupuk Kandang
K1
K2
K3
K4
N1
N2
N3
N4
P1
P2
P3
P4
K1
K2
K3
K4
1
2
3
4
1
2
3
4
M1
37
23
44
35
33
46
33
44
33
34
32
39
21
42
30
38
36
41
43
28
29
42
40
43
M2
38
24
45
37
34
46
34
45
34
35
34
39
21
43
32
41
36
42
46
29
29
42
40
43
M3
43
29
50
42
39
51
39
50
39
40
39
44
26
48
37
46
41
47
51
34
34
47
45
48
M4
48
34
55
47
44
56
44
55
44
45
44
49
31
53
42
51
46
52
56
39
39
52
50
53
Jumlah
166
110
194
161
150
191
150
194
150
154
149
171
99
186
141
176
159
182
196
130
131
183
175
187
Rata-Rata
41,5
27,5
48,5
40,2
37,5
49,7
37,5
48,5
37,5
38,5
37,2
42,7
24,7
46,5
35,2
44
39,7
45,5
49
32,5
32,7
45,7
43,7
46, 7
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemupukan terhadap tinggi rumput BB ( Brachiaria Birazantha) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : pengaruh pemupukan terhadap tinggi rumput BB ( Brachiaria Birazantha)
 Sumber : Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Lahan Pastura , 2014
Berikut grafik pengamatan pengaruh pemberian pupuk terhadap tinggi tanaman rumput BB ( Brachiaria Birazantha).



Grafik : pengaruh pemupukan terhadap tinggi BB ( Brachiaria Birazantha)
Sumber : Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Lahan Pastura , 2014
   Berdasarkan tabel dan grafik di atas mengenai pengaruh pemberian berbagai pupuk terhadap tinggi tanaman BB (Braciaria birazantha), dapat dilihat bahwa pada tanaman dengan berbagai perlakuan, baik dengan kontrol dan perberian berbagai jenis pupuk memperlihatkan hasil yang hampir serupa atau tidak jauh beda satu sama lain. Dimana semua tanaman mengalami pertumbuhan yang lambat. Hal tersebut menandakan dengan pemberian pupuk tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman. Namun, faktor kondisi tanah yang tidak cocok dengan jenis tanaman yang digunakan yakni rumput BB (Braciaria birazantha) dan penyiraman yang tidak teratur menjadi penghambat pertumbuhan tanaman meskipun telah diberikan pupuk, sehingga tanaman tidak terlalu meresponnya karena air yang yang berfungsi sebagai pelarut tidak tercukupi sehingga pupuk yang diberikan kurang diserap oleh tanaman. Hal ini sesuai pendapat Ruhadian (2013) yang menyatakan bahwa Air termasuk senyawa utam yang dibutuhkan tumbuhan. Tanpa  air tumbuhan tidak bisa tumbuh, kekurangan air dapat menghambata ktifitas metabolisme.
IV.2 Pengaruh Pemupukan Terhadap Jumlah Anakan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemupukan terhadap jumlah anakan tanaman rumput BB ( Brachiaria Birazantha)  dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : pengaruh pemupukan terhadap jumlah anakan rumput BB
Minggu ke -
Perlakuan
Kontrol
Nitrogen
Fospor
Kalium
NPK
PK
K1
K2
K3
K4
N1
N2
N3
N4
P1
P2
P3
P4
K1
K2
K3
K4
1
2
3
4
1
2
3
4
M1
1
1
1
1
1
2
-
2
3
1
1
-
2
1
4
2
2
1
2
3
3
1
1
1
M2
1
1
1
1
2
2
-
2
3
1
1
-
3
2
5
2
2
1
2
4
5
1
1
1
M3
1
1
1
1
2
2
-
2
3
1
1
-
3
2
5
2
2
1
2
4
5
1
1
1
M4
1
1
1
1
2
2
-
2
3
1
1
-
3
2
5
2
2
1
2
4
5
1
1
1
Jumlah
4
4
4
4
7
8
-
8
12
4
4
-
11
7
19
8
8
4
8
15
18
4
4
4
Rata-Rata
1
1
1
1
1,75
2
-
2
3
1
1
-
2,75
1,75
4,75
2
2
1
2
3,75
4,5
1
1
1

Sumber : Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Lahan Pastura , 2014




Grafik : pengaruh pemupukan terhadap Jumlah anakan rumput BB
Sumber : Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Lahan Pastura , 2014
Berdasarkan tabel dan grafik mengenai pengaruh pemberian pupuk terhadap jumlah anakan rumput BB ( Brachiaria Birazantha), terlihat bahwa pada tanaman tanpa perlakuan (kontrol) semua tanaman hanya memiliki masing-masing satu anakan saja. Kemudian dengan pemberian pupuk Nitrogen, hasilnya tidak jauh beda dengan pemberian pupuk fosfoor, dimana jumlah anakan sedikit lebih banyak kebanding pada kontrol. Hal ini dikarenakan unsur Nitrogen dan Fosfor tidak terlalu diserap eleh akar dan terlihat masih berada diatas permukaan tanah. Kemudian dengan pemberian pupuk kalium tercatat dengan jumlah anakan terbanyak. Sementara dengan pemberian pupuk NPK juga agak lebih bagus karena pertumbuhannya yang menghasilkan anakan yang hampir merata. Hal ini menandakan unsur NPK pada tanaman begitu diperlukan dalam jumlah besar dan stabil. Sedangkan dengan pemberian pupuk kandang hanya tercatat satu tanaman yang tinggi produksi anakannnya sementara sisanya hanya memiliki anakan satu. Hal tersebut menandakan bahwa penyerapan pupuk kandang pada beberapa tanaman berbeda-beda. Dari data tersebut diketahui bahwa pertumbuhan rumput BB ( Brachiaria Birazantha)  dengan dengan berbagai perlakuan menghasilkan jumlah anakan yang berbeda-beda. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh pemberian pupuk saja. Namun, faktor lain juga mempengaruhinya seperti ketersedian air dan nutrisi serta faktor genetik yang terdapat dalam tanaman tersebut. Hal ini sesuai pendapat Anggi (2003) yang menyatakan bahwa  Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar yang biasa disebut dengan faktor lingkungan (millieu). Perbedaan faktor lingkungan akan mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman. berhubung faktor lingkungan di dunia ini berbeda, maka jenis tumbuhannya juga berbeda. Disamping itu keragaman penampilan tanaman dan tanggapannya terhadap lingkungan juga dimungkinkan akibat dari susunan genetik tanaman itu sendiri.
IV.3 Pengaruh Pemupukan Terhadap Jumlah Daun
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemupukan terhadap jumlah daun rumput BB ( Brachiaria Birazantha) dapat dilihat pada tabel berikut :




Tabel 3 : pengaruh pemupukan terhadap jumlah daun rumput BB
Minggu ke -
Perlakuan
Kontrol
Nitrogen
Fospor
Kalium
NPK
PK
K1
K2
K3
K4
N1
N2
N3
N4
P1
P2
P3
P4
K1
K2
K3
K4
1
2
3
4
1
2
3
4
M1
8
3
7
8
10
9
5
7
14
11
9
8
11
7
14
7
11
5
8
12
11
6
5
4
M2
5
6
6
6
10
10
4
5
11
8
6
6
10
6
15
8
11
4
6
11
11
7
6
3
M3
5
6
6
6
10
10
4
5
11
8
6
6
10
6
15
8
11
4
6
11
11
7
6
3
M4
5
6
6
6
10
10
4
5
11
8
6
6
10
6
15
8
11
4
6
11
11
7
6
3
Jumlah
23
21
25
26
40
39
17
22
47
35
27
26
41
25
59
31
44
17
26
45
44
27
23
13
Rata-Rata
5,75
5,25
6,25
6,5
10
9,75
4,25
5,5
11,75
8,75
6,75
6,5
10,25
6,25
14,75
7,75
11
4,25
6,5
11,25
11
6,75
5,75
3,25

Sumber : Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Lahan Pastura , 2014
Grafik : pengaruh pemupukan terhadap jumlah daun rumput BB
Sumber : Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Lahan Pastura , 2014
   Berdasarkan tabel dan grafik mengenai pengaruh pemberian pupuk terhadap jumlah daun rumput BB ( Brachiaria Birazantha), terlihat bahwa pada tanaman tanpa perlakuan (kontrol) jumlah daun berkisar antara 5-6 daun per batang, kemudian dengan pemberian pupuk Nitrogen, jumlah daun per batang berkisar antara 4-10 helaian daun. Kemudian pada pemberian pupuk fosfor, jumlah helain daun berkisar antara 6-14 helaian per batang. Kemuian dengan pemberian pupuk Kalium, jumlah helaian daun tiap batang berkisar antara 6 -15 helai, dan pada pemberian pupuk NPK, jumlah helaian daun per batang berkisar antara 4-12 helai sedangkan pada pemberian pupuk kandang terdapat 3-7 helaian daun per batang. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pertumbuhan jumlah daun pada berbagai perlakuan, yang terbaik pada pemberian pupuk kalium dengan kisaran daun 6 – 15 helai per batang.  Hal ini dikarenakan unsur fosfor memiliki perang penting di daun yakni dalam proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Firma (2012) yang menyatakan bahwa Selain itu kalium juga berfungsi dalam dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Serta untuk menungkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.



BAB V
PENUTUP

V.1 kesimpulan
            Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan rumput BB ( Brachiaria Birazantha)  dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh pemberian pupuk terhadap tinggi dan jumlah anakan tanaman memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap tanaman. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan seperti nutrisi dan penyiraman tanaman yang tidak tetap sehingga tanaman kurang menyerap pupuk yang diberikan. Kemudian dengan pemberian pupuk kalium sangat membantu dalam pertumbuhan daun tanaman yang disebabkan karena unsur kalium sangat berperang dalam proses fotosintesis di daun.
V.2 Saran
            saran untuk Laboratorium Tanaman Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Agar alat yang akan digunakan dalam praktikum nantinya bisa disediakan oleh pihak yang seharusnya bertanggungjawab.
            Saran untuk asisten laboratorium tanaman pakan, agar asistennya bisa menilai tidak hanya pada laporannya saja, tapi juga pada keaktifan dan usaha yang telah dilakukan praktikan.
            Saran untuk peternak, agar dalam menggeluti usaha peternakan untamanya persediaan hijauan pakan ternak dapat menggunakan teknik pols dan stek untuk perbanyakan tanaman serta memberikan pupuk pada tanah yang dianggap kurang subur.
DAFTAR PUSTAKA

Anggi, A.2010. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. http://anggi-arga.blogspot.com diakses pada hari Senin, 29 september 2014 pukul 18.37 WITA

 Anonim .2013. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan http://kbunq.blogspot.com diakses pada hari Senin, 29 september 2014 pukul 17.47 WITA


Firma, A. (2012). Fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman Dan Dampak Kekurangan Unsur Hara Bagi Tanaman. http://adlyfirma.blogspot.com diakses pada hari Senin, 29 september 2014 pukul 19.46 WITA

Grenadwityo .2013. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman. http://i-zone2 .blogspot.com diakses pada hari Senin, 29 september 2014 pukul 20.56 WITA
Hasan, dkk .2014.pengaruh berbagai level naungan dari berbagai pastura campuran terhadap produksi hijauan. Universitas sumatra utara. Medan
Irwanto .2006. Pengaruh Perbedaan Naungan Terhadap Pertumbuhan Semai Shorea Sp SEKOLAH pascasarjana ugm. Yogya

Munawaroh, S .2009. analisis tingkat pengetahuan inovasi teknologi budidaya tomat. Balai pengkajian teknologi pertanian. Gorontalo.
Ruhadian (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. http://ruh4dian.blogspot.com diakses pada hari Senin, 29 september 2014 pukul 17.28 WITA